Perkembangan karakter sangat dipengaruhi oleh pendidikan agama Islam
karena memberikan mereka pengetahuan tentang keimanan yang menjadi landasan bagi
pengembangan akhlak. Siswa dibimbing menuju dimensi keagamaan melalui akhlak
tersebut. Namun, pengembangan karakter adalah proses yang sulit dan memakan waktu.
Selain lingkungan sekitar, proses ini dipengaruhi oleh faktor internal (seperti naluri,
kemauan, hati nurani, dan keturunan) dan faktor eksternal (seperti pendidikan dan
lingkungan).
Pendidikan karakter sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW, terbukti
dengan perintah Allah SWT yang menyatakan tujuan utama nabi adalah mengangkat
akhlak masyarakat. Pembahasan hakikat makna karakter sejalan dengan konsep akhlak
Islam yang juga membahas perilaku manusia. Menurut Al-Ghazali, akhlak merupakan
seperangkat sikap yang tertanam dalam jiwa dan siap menimbulkan berbagai perbuatan
tanpa memerlukan banyak pemikiran. Menurut Suwito, moralitas kadang-kadang disebut
ilmu tentang perangai atau tingkah laku karena memungkinkan seseorang memahami
keutamaan jiwa, belajar bagaimana memperolehnya, dan menyucikan jiwa yang ternoda.
Islam sangat menekankan akhlak, terbukti dari sejumlah hadis Nabi yang salah
satunya menyerukan untuk mendidik dan mengajarkan kebaikan. Konsepsi
pendidikan Islam mengakui bahwa manusia mempunyai potensi luar, seperti kemampuan
untuk:
- memberikan manfaat bagi alam;
- berpotensi merusak lingkungan hidup, dan
- potensi surgawi yang mempunyai tujuan non-materi.
Manusia harus mengembangkan potensi ketiga ini, yang menjadi landasan bagi
gagasan pendekatan pendidikan Islam yang menyeluruh dan mencakup moralitas, ilmu
pengetahuan, dan keimanan
Ajaran moral Islam meliputi:
- Kebijaksanaan: Kemampuan untuk membedakan secara psikologis antara yang
baik dan yang salah. - Syajaah (kebenaran): Kemampuan mengendalikan emosi melalui cara-cara
rasional, atau melepaskan emosi yang terpendam. - Iffah (kesucian): Kemampuan menundukkan kecenderungan atau nafsu sesuai
dengan akal dan syariat. - ‘Adl (keadilan): Keadaan batin yang mengendalikan intensitas perasaan dan
dorongan hati sesuai dengan syarat hikmah ketika dikeluarkan atau dibuang
Pendidikan Islam dalam Pembentukan Akhlak:
- 1. Pengajaran Nilai-nilai Islam:
- Akidah (Keyakinan): Pendidikan Islam mengajarkan tentang keimanan kepada Allah SWT, Rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari akhir, dan takdir, yang menjadi dasar bagi pembentukan akhlak.
- Hukum-hukum Islam (Syariah): Siswa diajarkan tentang hukum-hukum Islam yang mengatur perilaku sehari-hari, seperti ibadah, transaksi, dan hubungan sosial, yang menjadi pedoman dalam membentuk akhlak.
- Akhlak dalam Al-Qur’an dan Sunnah: Pendidikan Islam mengacu pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai sumber utama dalam menentukan akhlak terpuji dan tercela.
- 2. Keteladanan (Uswah Hasannah):
- Teladan dari Rasulullah SAW: Rasulullah SAW adalah contoh teladan bagi umat Islam dalam segala aspek kehidupan, termasuk akhlak. Siswa diajak untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam bersikap, bertutur kata, dan bertindak.
- Keteladanan dari Orang Tua dan Guru: Keteladanan dari orang tua dan guru memiliki pengaruh besar dalam pembentukan akhlak anak-anak. Guru dan orang tua diharapkan dapat memberikan contoh perilaku yang baik dan menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari.
- 3. Pembiasaan (Tadrib):
- Pembiasaan Akhlak Terpuji: Melalui pembiasaan, siswa diajak untuk secara terus-menerus melakukan akhlak terpuji, seperti jujur, sabar, dan bersyukur, sehingga akhlak tersebut menjadi bagian dari kebiasaan mereka.
- Menghindari Akhlak Tercela: Pendidikan Islam juga mengajarkan siswa untuk menjauhi akhlak tercela, seperti iri hati, sombong, dan berbohong, melalui bimbingan dan nasihat.
- 4. Pendidikan Moral:
- Menanamkan Nilai-nilai Positif: Pendidikan Islam membantu siswa dalam mengembangkan nilai-nilai positif seperti kejujuran, kesabaran, kasih sayang, dan tolong-menolong, yang merupakan landasan utama dalam membentuk akhlak mulia.
- Mengembangkan Kesadaran Spiritual: Pendidikan Islam juga membantu siswa dalam pengembangan kesadaran spiritual dan hubungan mereka dengan Allah SWT, yang menjadi dasar bagi pembentukan akhlak yang kokoh.
Tujuan Pembentukan Akhlak melalui Pendidikan Islam:
- Membentuk Kepribadian yang Seimbang:Pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian yang seimbang antara aspek spiritual, moral, intelektual, dan fisik, sehingga individu dapat menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab.
- Membentuk Karakter yang Kuat:Pendidikan Islam memberikan landasan yang kuat dalam pembentukan karakter generasi muda yang dapat menghadapi pengaruh negatif globalisasi dan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam.
- Menjadikan Manusia yang Berakhlak Mulia:Pendidikan Islam mendorong individu untuk menjadi pribadi yang berakhlak mulia dalam hubungan dengan Allah SWT, sesama manusia, dan alam sekitar, sehingga dapat menciptakan masyarakat yang harmonis dan sejahtera.
Pendidikan agama Islam memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk
karakter yang Islami. Pendidikan agama Islam bukan hanya sebagai penyampai
pengetahuan agama, tetapi juga sebagai pembentuk akhlak, moralitas, dan karakter peserta
didik. Proses pembentukan karakter Islami melibatkan aspek-aspek seperti penanaman
nilai-nilai agama, internalisasi ajaran Islam, dan pengembangan kecerdasan spiritual.
Pendidikan agama Islam dianggap sebagai suatu sistem pendidikan yang memungkinkan
individu dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam. Tujuannya
adalah menciptakan manusia yang seutuhnya, beriman, bertaqwa kepada Tuhan, dan
mampu mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi.