Mutiara Hadits 1056
JIKA NIKMAT IBADAH DAN AMAL SHOLIH SUDAH ALLAH TA’ALA CABUT
Setiap manusia tiada yang bersih dari dosa, pasti ada saja perbuatan yang terkadang bisa dengan sengaja dilakukan karena khilaf atau tanpa sengaja dilakukannya.
Begitulah lihainya iblis dengan bala tentaranya yaitu dari jenis jin dan manusia mengemas dan merayu agar setiap manusia terjebak dan terperangkap dalam perbuatan dosa atau maksiat.
Hati yang cenderung fitrah pada kebenaran biasanya selalu risau gundah gulana ketika anggota badan melakukan perbuatan maksiat, terkadang pikiran tidak pernah tenang dan selalu terganggu akibat beban dosa, namun jika perbuatan maksiat sudah menjadi rutinitas dianggap biasa, maka hati pun terbiasa menerimanya dan bisa jadi kalau hidup tanpa maksiat serasa ada yang kurang…Na’udzubillah min dzalika.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
العاصي وإن تنعّم بأصناف النِّعم، ففي قلبه من الوحشة والذل والحسرات التي تقطع القلوب
“Orang yang bermaksiat walaupun dia menikmati berbagai macam kenikmatan, namun dalam hatinya terdapat kesedihan, kehinaan, dan penyesalan-penyesalan yang mengiris-iris hati.”
(Ad-daa’ wa Ad-dawaa’)
Dari Nawas bin Sam’an, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَالإِثْمُ مَا حَاكَ فِى نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
“Kebaikan adalah dengan berakhlak yang mulia. Sedangkan kejelekan (dosa) adalah sesuatu yang menggelisahkan jiwa. Ketika kejelekan tersebut dilakukan, tentu engkau tidak suka hal itu nampak di tengah-tengah manusia.”
(HR.Muslim no. 2553)
AnNawawi rahimahullah menjelaskan, “Dosa selalu menggelisahkan dan tidak menenangkan bagi jiwa. Di hati pun akan tampak tidak tenang dan selalu khawatir akan dosa.”
(AlMinhaj Syarh Shahih Muslim, Yahya bin Syarf An Nawawi)
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
سئل سفيان بن عيينة عن غَمٍّ لا يُعْرَفُ سبَبُه قال: هو ذنب همَمْتَ به في سِرِّك ولم تفعله فجزيت هماًّ به. فالذنوب لها عقوبات السِّرُّ بالسِّرِّ والعلانية بالعلانية
“Sufyan bin ‘Uyainah ditanya mengenai kegeliasahan yang tidak diketahui penyebabnya. Ia menjawab, ‘itu karena dosa/maksiat yang engkau ingin lakukan dalam kesendirian dan belum engkau lakukan. Engkau akan dibalas/ditimpa dengan kegelisahan. Demikianlah hukuman dosa (itu setimpal), dilakukan dalam kesendirian maka hukumannya juga dalam kesendirian, begitu juga jika terang-terangan maka hukumannya juga akan nampak terang-terangan.”
(Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah 14/111)
Jika kita tidak pernah berhenti melakukan maksiat kemudian bertaubat, maka yang ada adalah penumpukan dosa, dan perbuatan dosa adalah bentuk kejahatan maka kejahatan akan pula dibalas dengan kejahatan,
Allah Ta’ala, berfirman:
لَّيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلَآ أَمَانِىِّ أَهْلِ الْكِتٰبِ ۗ مَنْ يَعْمَلْ سُوٓءًا يُجْزَ بِهِۦ وَلَا يَجِدْ لَهُۥ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
“(Pahala dari Allah) itu bukanlah angan-anganmu dan bukan (pula) angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalas sesuai dengan kejahatan itu dan dia tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah.”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 123)
Barangkali orang yang berbuat maksiat melihat badan dan hartanya selamat sehingga ia mengira tidak disiksa, padahal kelalaiannya terhadap siksaan yang seharusnya diperolehnya itu sebenarnya adalah suatu siksaan.
Orang bijak berkata, “Kemaksiatan itu merupakan siksaan bagi kemaksiatan lainnya, sedang kebaikan setelah kebaikan adalah balasan bagi kebaikan.”
Barangkali pula siksaan di dunia itu berupa sesuatu yang tidak kasat mata, sebagaimana dikatakan oleh sebagian rahib Bani Israil, “Hai Tuhan, aku berbuat durhaka kepada-Mu, namun kenapa Engkau tidak menyiksaku ?” Maka dikatakan kepadanya, “Betapa banyak siksaan yang Aku berikan, tapi engkau tidak menyadarinya. Bukankah Aku telah menghalangimu memperoleh manisnya bermunajat dengan-Ku?”
Untuk itu jika ada diantara kita yang sudah tidak merasakan nikmat dalam ber ibadah dan ber amal sholih, maka coba dicek kembali apa gerangan dosa maksiat yang sudah kita lakukan dan belum sempat bertaubat?karen bisa jadi ini menjadi penghalang sebagai bentuk hukuman dari Allah Ta’ala tanpa kita sadari.
Wallahu a’lam
#AbuMiQdam/AkhlaqMulia#