Memasuki bulan Sya’ban, sebagai umat Nabi Muhammad SAW kita perlu memperkuat amalan-amalan sunah. Apalagi dengan memasuki bulan Sya’ban itu artinya Ramadhan sudah semakin dekat dengan kita karena hanya tinggal menghitung beberapa pekan saja. Bulan Sya’ban merupakan bulan ke-8 dalam penanggaln hijriah yang berarti juga merupakan bulan yang tepat sebelum bulan Ramadhan.
Menghadapi marathon puasa Ramadhan dan ibadah lainnya selama satu bulan penuh diperlukan latihan yang ekstra. Dan latihan itu bisa dan harus kita mulai sejak sekarang, hari ini. Karena bulan Ramadhan sudah tidak lama lagi kembali menemui kita. Rasulullah SAW memperbanyak amal dan ibadah di bulan Sya’ban. Maka sebagai umat Rasulullah SAW sudah semestinya kita meniru apa yang telah diajarkan kepada umatnya. Beberapa amalan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW akan kita bahas di artikel ini.
1. PUASA
Rasulullah SAW merupakan seorang yang gemar berpuasa, namun pada bulan Sya’ban Rasulullah SAW lebih sering berpuasa dibandingkan dengan bulan yang lain, tentunya selain bulan Ramadhan. Bahkan hal ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari istrinya, yaitu Aisyah r.a.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللهُ عَنْهَا قَالَتْ … مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ [متفق عليه] .
Artinya: “Dari Aisyah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: … Saya tidak pernah melihat Rasulullah saw berpuasa sebulan penuh selain bulan Ramadlan. Juga saya tidak pernah melihat Beliau banyak berpuasa kecuali di Bulan Syaban.” [Muttafaq Alaih].
2. SHOLAT MALAM
Ibadah sholat malam atau sholat tahajjud ini dianjurkan untuk dilakukan di bulan sya’ban khususnya pada pertengahan bulan Sya’ban atau disebut dengan nisfu sya’ban. Dalam suatu hadits disebutkan bahwa pada nisfu sya’ban dianjurkan untuk melaksanakan ibadah pada malam hari dan berpuasa di siangnya.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika tiba waktu malam nisfu Syaban, maka beribadahlah di malamnya dan puasalah di siangnya, karena sesungguhnya Allah SWT menurunkan rahmat-Nya mulai tenggelamnya matahari (Maghrib) di langit dunia dan berfirman, “Siapa yang meminta ampun, Aku ampuni. Siapa yang meminta rezeki, Aku beri rezeki. Siapa yang terkena musibah, Aku sembuhkan. Siapa yang minta ini dan itu,’ seterusnya sampai waktu terbitnya fajar (matahari).” (HR Ibnu Majah).
3. PERBANYAK MEMBACA AL-QUR’AN
Mengutip dari laman rumaysho.com terkait memperbanyak membaca al-qur’an di bulan Sya’ban bahwa Salamah bin Kahil berkata,
كَانَ يُقَالُ شَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ القُرَّاء
“Dahulu bulan Sya’ban disebut pula dengan bulan membaca Al Qur’an.”
وَكَانَ عَمْرٌو بْنِ قَيْسٍ إِذَا دَخَلَ شَهْرُ شَعْبَانَ أَغْلَقَ حَانَوَتَهُ وَتَفْرُغُ لِقِرَاءَةِ القُرْآنِ
‘Amr bin Qois ketika memasuki bulan Sya’ban, beliau menutup tokonya dan lebih menyibukkan diri dengan Al Qur’an.
Abu Bakr Al Balkhi berkata,
شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سَقْيِ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حِصَادِ الزَّرْعِ
“Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Sya’ban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil.”
4. PERBANYAK SHOLAWAT
Perintah sholawat atas Nabi Muhammad SAW yang tercantum dalam surah Al-Ahzab ayat 56 diturunkan tepatnya pada bulan Sya’ban. Pada ayat tersebut disebutkan bahwa kita sebagai orang beriman diperintahkan untuk bersholawat atas Nabi Muhammad SAW.
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ٥٦
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (Q.S Al-Ahzab [33]: 56)