Segala tujuan yang besar tentu membutuhkan persiapan yang matang. Mengutip kata bijak dari Mahatma Gandhi ‘masa depan ditentukan apa yang kita lakukan hari ini’ itu artinya kita harus bersiap untuk masa depan yang lebih baik.
Seseorang yang ingin mendaki gunung tidak mungkin jika kesehariannya hanya rebahan dan bermalas-malasan. Sebelum melakukan pendakian tentu dia harus mempersiapkan segalanya, mulai dari perbekalan, latihan fisik hingga mentalnya. Pendakian yang dilakukan tanpa persiapan yang matang justru hanya akan menyiksa. Bukan keindahan yang didapat namun justru sakit di sekujur tubuhnya jika mungkin kurangnya latihan fisik.
Jika untuk pendakian yang hanya memerlukan beberapa hari saja membutuhkan persiapan yang sedemikian rupa, lalu bagaimana dengan persiapan menjalani bulan Ramadhan? Mengingat bulan Ramadhan yang akan segera tiba, kira-kira apa saja yang telah kita siapkan untuk menyambutnya? Namun, persiapan yang dimaksudkan bukanlah persiapan mengenai acara-acara bukber atau bagaimana menu untuk berbuka nanti. Persiapan yang dimaksudkan adalah persiapan ruh dan jasad kita. Jasad atau fisik juga perlu disiapkan untuk menjalani puasa selama satu bulan penuh. Namun yang terpenting adalah mempersiapkan ruh untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Bulan suci Ramadhan adalah salah satu momen spesial bagi umat muslim di seluruh belahan dunia. Jangan sampai kita melewatkannya hanya dengan hal-hal yang bersifat duniawi. Ramadhan bukan hanya tentang puasa dan menu berbuka, bulan Ramadhan adalah momen yang tepat untuk kita memperbaiki diri menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan Sang Rabb. Mari bersama-sama kita mempersiapkan diri dan hati untuk menyambut bulan Ramadhan tahun ini. Berikut akan kami berikan beberapa bentuk persiapan menyambut bulan Ramadhan yang mulia.
1. Perbanyak do’a dan dzikir
Memperbanyak dzikir dan memohon kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Do’a dan dzikir dapat mendatangkan ketenangan dalam hati manusia dari hiruk pikuknya dunia.
2. Membayar hutang puasa Ramadhan tahun lalu
Jika seorang muslim terpaksa tidak bisa menjalankan puasanya karena udzur syar’i, maka dia diperbolehkan untuk mengganti puasa tersebut pada hari selain di bulan Ramadhan. Hutang puasa Ramadhan wajib untuk segera dibayarkan. Jangan sampai kita menunda membayar hutang puasa Ramadhan, terlebih jika sudah mendekati bulan Ramadhan selanjutnya.
3. Menjauhi permusuhan
Menjauhi permusuhan dapat mengeratkan silaturahmi antar sesama. Selain itu, menjauhi permusuhan juga dapat membantu menciptakan suasana hati yang tenang sehingga fokus dalam beribadah.
4. Persiapan fisik untuk puasa
Mempersiapkan fisik untuk menjalani puasa selama satu bulan dapat dilakukan dengan berolahraga secara rutin dan menjaga pola makan. Selain itu, kita juga harus memperhatikan menu makanan yang dikonsumsi, apakah itu baik bagi tubuh kita ataukah tidak.
5. Memperbanyak membaca Al-Qur’an
Memperbanyak membaca Al-Quran untuk memahami makna dan kandungannya, serta meningkatkan keimanan. Membaca Al-Quran membantu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas ibadah.
6. Menjaga lisan dari hal buruk
Seringkali tanpa sadar lisan kita mengucapkan sesuatu yang tidak patut untuk diucapkan. Banyak sekali dosa yang ditimbulkan dari lisan seseorang, seperti, berbohong, ghibah, fitnah, dsb. Maka kita harus senantiasa berusaha untuk menjaga lisan kita dari hal-hal tersebut.
7. Melatih diri untuk sholat tahajud 11 rakaat
Saat Ramadhan tiba, biasanya akan dilakukan sholat tarawih berjamaah di masjid-masjid sekitar. Supaya lebih siap dalam menjalaninya nanti, kita bisa berlatih dengan sholat tahajud beberapa rakaat.
8. Membiasakan bersedekah
Sedekah merupakan salah satu amalan dengan berbagai keutamaan, terlebih lagi sedekah pada bulan Ramadhan. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang artinya, ”Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192).