Hidup di dunia sebagai manusia memang takkan luput dari kesalahan. Namun, tak banyak manusia yang mau mengoreksi kesalahan yang ada pada dirinya. Kebanyakan manusia lebih mudah mengoreksi kesalahan orang lain sedangkan kesalahan yang diperbuatnya tidak dia hiraukan. Sebagai manusia alangkah bijaknya jika kita berintrospeksi diri sebelum mengoreksi kesalahan orang lain.
Apa itu introspeksi?
Introspeksi diri adalah proses ketika seseorang merenungkan kembali emosi, perasaan, pikiran, dan pengalaman yang dia miliki.
Evaluasi inilah yang akan menjadi pembelajaran bagi kita untuk menentukan pola pikir dan perilaku yang baik di masa mendatang. Dengan introspeksi diri akan membuat kita lebih berhati-hati dalam bersikap dan berbuat.
Beberapa hal yang membantu kita untuk introspeksi adalah sebagai berikut.
1. Tidak Menutup Diri dari Kritik dan Saran
Salah satu sarana yang dapat membantu kita untuk introspeksi diri adalah dengan tidak menutup diri dari saran orang lain. Seseorang dapat terbantu untuk mengevaluasi diri dengan bermusyawarah bersama rekan dengan niat untuk mencari kebenaran.
2. Bersahabat dengan Orang yang Shalih
Salah satu sarana bagi seorang muslim untuk tetap berada di jalan yang benar adalah meminta rekan yang shalih untuk menasehati dan mengingatkan kekeliruan kita, meminta masukannya tentang solusi terbaik bagi suatu permasalahan, khususnya ketika orang lain tidak lagi peduli untuk saling mengingatkan. Bukankah selamanya pendapat dan pemikiran kita tidak lebih benar dan terarah daripada rasulullah shallallahu alaihi wa sallam?
3. Menyendiri untuk Bermuhasabah
Menyendiri bisa berguna menenangkan diri agar lebih dalam saat merenungkan berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan. Muhasabah diri akan maksimal jika dilakukan dengan perenungan mendalam.
Mengoreksi Kesalahan Orang Lain
Setelah berintrospeksi diri setidaknya kita akan lebih berhati-hati ketika mengoreksi kesalahan orang lain. Dalam Islam, mengoreksi kesalahan orang lain juga tidak dengan seenaknya saja. Mengoreksi kesalahan orang lain juga termasuk bentuk amar ma’ruf nahi munkar. Namun, menegur atau mengoreksi kesalahan orang lain juga harus menggunakan adab. Berikut beberapa adab yang perlu diperhatikan ketika menegur kesalahan orang lain.
1. Tidak dilakukan di depan umum
Salah satu adab menegur orang lain adalah dengan tidak menegurnya di depan umum. Alangkah baiknya jika kita menegur orang lain dengan memanggilnya dan berbicara empat mata. Hal ini sebagaimana perkataan penuh hikmah oleh Imam Syafi’i.
تغمد نى بنصحك في انفرا دي وجنبني النصيحة في الجما عة فإ ن النصح بين الناس نوع من التو بيخ لا أر ضى استماعه وإن خالفتني وعصيت قولي فلا تجزع إذا لم تعط طا عة
“Sampaikan nasihatmu kepadaku saat aku sendirian. Dan jangan katakan nasihat itu kala banyak orang karena memberi nasihat di kalangan banyak orang adalah salah satu bentuk dari pelecehan, aku tidak senang mendengarnya. Apabila saran dan ucapanku ini tidak kau perhatikan. Janganlah menyesal jika sekiranya nasihatmu tidak ditaati.”
2. Menegur dengan Bahasa yang Lembut dan Sopan
Menegur orang lain dengan bahasa yang lembut dan sopan akan lebih mudah diterima daripada menegur dengan bahasa yang kurang sopan. Sikap keras dan kasar dalam menegur tidak dapat mendatangkan kebaikan bahkan bisa memperkeruh suasana.
3. Tidak Merasa Lebih Baik dari Orang yang Ditegur
Salah satu tantangan terbesar dalam menegur kesalahan orang lain adalah menjaga hati agar tidak merasa lebih baik dari orang yang kita tegur. Ketika menegur orang lain akan lebih baik jika kita berintrospeksi terhadap kesalahan kita sendiri. Usahakanlah untuk bersikap rendah hati ketika menegur orang lain bukan justru menggurui, karena jika kita bersikap rendah hati maka orang yang ditegur akan lebih mudah menerima nasihat yang disampaikan.