Penyakit hati adalah gangguan pada hati atau kepribadian seseorang yang dapat memengaruhi perilaku dan perbuatan seseorang. Dalam islam, penyakit hati diidentikkan dengan perilaku atau akhlak yang buruk. Hasan Muhammad as-Syarqawi dalam kitabnya Nahw ‘Ilmiah Nafsi, membagi penyakit hati dalam sembilan bagian, yaitu: pamer (riya’), marah (al-ghadhab), lalai dan lupa (al-ghaflah wan nisyah), was-was (al-was-wasah), frustrasi (al-ya’s), rakus (tama’), terperdaya (al-ghurur), sombong (al-ujub), dengki dan iri hati (al-hasd wal hiqd).
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
“Dosa dosa besar seperti riya, ujub, sombong, angkuh,berputus asa dari rahmat Allah, gembira dengan kepedihan dan musibah yang menimpa kaum muslimin, senang bila perbuatan dosa tersebar di kalangan kaum muslimin, hasad terhadap pemberian Allah kepada kaum muslimin dan berharap agar nikmat itu hilang dari mereka dan perkara perkara yang sejenisnya yang dosanya lebih besar dari zina, minum arak dan dosa dosa besar lainnya yang bersifat lahiriyah.
Hati dan jasad tidak akan menjadi baik kecuali dengan menjauhinya dan bertaubat darinya. Jika tidak maka hati menjadi rusak. Dan bila hati rusak maka badanpun rusak.” (Madarijussalikin 1/133)
Alasan dosa hati lebih besar daripada dosa lahiriyah
1. Kerusakan hati adalah pokok kerusakan zahir
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله، وإذا فسدت فسد الجسد كله، ألا وهي القلب
“…Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila ia baik, baiklah seluruh jasadnya dan apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah, segumpal daging tersebut adalah hati” (HR.Al-Bukhari dan Muslim).
2. Dosa zahir penyebabnya adalah kerusakan batin dan dampak negatifnya sangatlah besar
Setiap kemaksiatan zahir yang terjadi penyebabnya adalah kerusakan dalam hati. Pengaruh rusaknya hati seseorang bisa menyebabkan lahirnya dosa “percontohan” yang diwarisi turun menurun oleh para ahli maksiat dari masa ke masa.
Perhatikan, para Pembaca, apakah yang menyebabkan terjadinya dosa pertama kali di langit dan di bumi.
Penyebab dosa pertama kali di langit dan di bumi:
Ibnul Jauzi dalam kitab Zaadul Masiir (9/276) rahimahullah berkata, “Hasad adalah (termasuk) tabiat yang terjelek dan penyebab maksiat kepada Allah yang pertama kali di langit adalah hasad iblis kepada Nabi Adam ‘alahis salam dan (dosa pertama kali) di bumi adalah hasad qobil kepada Habil”.
Jadi, iblis kafir kepada Allah karena hasad kepada Adam ‘alahis salam dan sombong (sebagaimana yang terdapat dalam Al-A’raaf:12 dan Al-Baqarah:34), dan Qobil membunuh Habil pun karena hasad (sebagaimana yang terdapat dalam Al-Maaidah:27-30), dan hasad adalah penyakit hati.
3. Taubat dari dosa batin lebih sulit daripada taubat dari dosa zahir
Kemaksiatan zahir, seperti zina, minum khamr, mencuri biasanya oleh pelakunya dan oleh orang yang melihatnya mudah diketahui bahwa itu adalah kemaksiatan. Banyak pelaku kemaksiatan zahir yang sadar kalau dirinya bersalah, demikian juga orang yang melihatnya,biasanya tahu kalau orang itu bermaksiat. Sehingga pelakunya yang sadar bahwa dirinya bermaksiat itu akan lebih mudah diharapkan bertaubat dari kemaksiatannya tersebut.
- Menyesali perbuatan
- Membaca istighfar taubat nasuha
- Salat taubat dengan perasaan tulus dan berjanji untuk tidak mengulangi dosa
- Memperbanyak zikir dan istigfar kepada Allah SWT
- Melakukan kebaikan kepada sesama
- Memperbanyak membaca Al-Qur’an
- Menjauhi stimulus-stimulus untuk berbuat dosa
- Mengendalikan diri
Ingatlah, wahai saudaraku, awalilah dengan membersihkan hati, jika hati Anda baik, Allah akan mudahkan Anda bersih dari berbagai macam kemaksiatan. Dan bukan berarti dosa zahir adalah masalah yang sepele. Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya dan jauh daridosa dosa baik secara lahiriyah maupun batiniyah. Wallahu a’lam.