Banyak orang yang selalu bisa menikmati makanan untuk fisiknya, namun tak banyak yang bisa menikmati makanan untuk hatinya. Hati manusia juga membutuhkan asupan makanan salah satunya yaitu berupa ibadah. Pada dasarnya ibadah itu nikmat karena dengan beribadah seseorang dapat bercengkerama dengan Sang Kekasih.
Setiap muslim pasti ingin merasakan kenikmatan dalam beribadah. Kenikmatan dalam beribadah membuat kita menjadi semangat dalam menjalankan ibadah tersebut. Namun sebaliknya, jika kenikmatan dalam beribadah hilang, maka yang terjadi adalah rasa malas dalam menjalankan ibadah.
Hilangnya kenikmatan dalam beribadah contohnya seperti sholat yang terasa sebagai rutinitas saja atau dzikir yang kurang bermakna.
Penyebab Hilangnya Nikmat Beribadah
Hilangnya nikmat dalam ibadah dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah sebegai berikut.
- Kehilangan fokus dan kekhusyukan
Salah satu hal yang dapat menghilangkan nikmat ibadah yaitu hilangnya fokus dan khusyuk dalam beribadah. Kehilangan khusyuk dalam ibadah merupakan masalah yang sering dihadapi muslim saat ini. Terlebih lagi ketika hati disibukkan oleh banyak hal duniawi yang sifatnya di luar ibadah. Khusyuk merupakan kondisi hati yang tenang dan memasrahkan diri kepada Allah SWT saat melaksanakan ibadah. Itulah mengapa khusyuk dalam ibadah terutama sholat sangatlah penting. Tanpa khusyuk, ibadah akan terasa hampa dan kurang bermakna.
- Rutinitas tanpa makna
Banyak orang yang melaksanakan ibadah hanya sebagai rutinitas belaka tanpa menghadirkan rasa tunduk dan hormat kepada Allah SWT. Ibadah yang dilakukan tanpa hati hanyalah ibadah yang dilakukan sebagai rutinitas belaka. Ibadah yang hanya dilakukan sebagai rutinitas maksudnya ialah ibadah yang dilakukan untuk menggugurkan kewajiban saja tanpa memaknai ibadah tersebut.
Ikut sertanya hati dalam melaksanakan ibadah merupakan suatu hal yang sangat penting sehingga hati tidak lalai dari ibadah tersebut. Karena itulah kita tidak dianjurkan untuk beribadah dengan perasaan sebagai rutinitas atau kebiasaan semata.
- Lemahnya hubungan dengan Allah
Lemahnya hubungan seorang hamba dengan Rabb nya dapat memicu hilangnya kenikmatan dalam ibadah. Seorang muslim apabila hubungannya dengan Allah telah lemah, maka ia akan merasa gelisah dalam menjalani hidupnya. Lemahnya hubungan dengan Allah SWT dapat ditandai dengan kurangnya rasa syukur, cinta, atau kesadaran akan keberadaan Allah dalam kehidupan.
- Hati yang keras dan jauh dari agama
Hati yang keras ialah hati yang mengeras, membatu, dan membeku karena banyaknya dosa dan maksiat yang telah dilakukan. Hati yang keras dapat menimbulkan kebencian dan kemarahan. Seorang muslim yang telah keras hatinya cenderung akan mendekati kebatilan dan menjauhi kebenaran.
- Kurangnya ilmu dan pemahaman
Hilangnya nikmat ibadah juga disebabkan oleh kurangnya ilmu dan pemahaman mengenai agama Islam khususnya dalam hal ibadah. Jika seseorang tidak paham mengenai makna dan keutamaan ibadah, maka ia menjadi kurang termotivasi untuk melaksanakan ibadah.
Menemukan Kembali Nikmat Beribadah
1. Memperbaiki niat
Seorang hamba harus terus berupaya memperbaiki niat dan meluruskannya. Dengan demikian, apa yang dia lakukan berbuah kebaikan.
2. Meningkatkan kekhusyukan
Salah satu cara untuk memfokuskan hati dan pikiran selama ibadah yaitu dapat dengan memahami makna bacaan dalam sholat.
3. Memperbanyak tadabbur dan muhasabah
Tadabbur dan muhasabah dapat dilakukan dengan mengingat kematian, bertafakur atas kebesaran Allah SWT, dan memperbaiki hubungan dengan-Nya.
4. Mengaji dan belajar ilmu agama
Memperdalam pemahaman tentang makna ibadah dan keutamaannya agar tumbuh rasa cinta terhadap ibadah.
Kesimpulan
Kenikmatan dalam beribadah sangat penting untuk mencapai kehidupan yang berkah dan tenang. Dalam pelaksanaan ibadah, kita perlu untuk selalu memperbaiki niat baik sebelum, saat, ataupun setelah melaksanakan ibadah. Sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita mengusahakan kenikmatan dalam beribadah. Mari kita usahakan untuk menggapai kenikmatan dalam beribadah dengan mengamalkan langkah-langkah yang telah disebutkan sebelumnya.