Berdoa adalah salah satu cara seorang hamba untuk menyampaikan segala keresahan, kegundahan, dan semua harapan kepada Sang Pemilik Semesta. Doa menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.
Doa merupakan bentuk ibadah yang menunjukkan ketergantungan seorang hamba kepada Tuhannya. Melalui doa, manusia mengakui kelemahannya dan sadar bahwa manusia sangat membutuhan pertolongan dan petunjuk dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Berdoa juga menjadi cara untuk menumbuhkan kerendahan hati dan keyakinan bahwa segala sesuatu bergantung pada kehendak Allah. Orang yang tidak berdoa, menunjukkan kesombongan karena merasa mampu memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan Allah.
Kadang, manusia merasa putus asa atas doanya. Manusia merasa telah berdoa namun apa yang diinginkan tidak terwujud. Pada dasarnya, semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah subhanahu wa ta’ala.
Allah memiliki berbagai cara untuk mengabulkan doa-doa para hamba-Nya. Berikut adalah beberapa wujud pengabulan doa seorang hamba.
Wujud Pengabulan Doa Seorang Hamba
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi disebutkan,
Dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah dengan satu doa, melainkan pasti Allah memberikannya kepadanya, atau Allah menghindarkannya dari kejelekan yang sebanding dengan doanya, selama ia tidak mendoakan dosa atau memutuskan silaturahim.” Lalu seseorang berkata, “Kalau begitu, kita akan memperbanyak doa.” Beliau bersabda, “Allah lebih banyak memberi (dari apa yang kalian minta).” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih) [HR. Tirmidzi, no. 3573 dan Al-Hakim, 1:493. Hadits ini disahihkan oleh Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly dalam Bahjah An-Nazhirin, hadits no. 1501].
Diriwayatkan juga oleh Al-Hakim dari Abu Sa’id, dan ia menambahkan, “Atau Allah menyimpan untuknya berupa pahala yang sebanding dengan doa tersebut.” [HR. Ahmad, 3:18; Al-Hakim, 1:493. Hadits ini disahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly katakan bahwa sanad hadits ini hasan, perawinya tsiqqah selain ‘Ali bin ‘Ali yang dinilai shaduq].
Dari hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa ada 3 cara pengabulan doa seorang hamba, yakni:
1. Dikabulkan langsung permintaannya
Allah SWT dapat mengabulkan doa hambanya secara langsung setelah dipanjatkan. Ketika seorang hamba memohon kepada-Nya, ada kalanya doa seorang hamba tidak tertolak dan langsung dikabulkan. Ini terjadi karena mereka berdoa dengan tulus, penuh kesungguhan, dan sesuai dengan adab berdoa.
2. Allah menunda untuk mengabulkannya dan menjauhkan dari bala sesuai dengan kadarnya
Tidak semua doa dikabulkan oleh Allah SWT dengan segera. Bahkan, beberapa doa para Nabi mengalami penundaan ijabahnya. Ini bukan berarti doa mereka tidak diterima, melainkan karena adanya hikmah di balik penundaan tersebut.
Allah SWT mungkin menunda pengabulan doa sesuai dengan waktu yang terbaik menurut-Nya. Penundaan ini bukan berarti doa tidak dikabulkan, melainkan Allah SWT memilih waktu yang tepat untuk memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Dalam proses ini, kesabaran menjadi kunci utama.
Rasulullah SAW bersabda,
“Tidaklah seseorang berdoa kepada Allah dengan suatu doa, kecuali Allah akan memberi apa yang dimintanya, atau mencegah suatu keburukan daripadanya sesuai dengan kadar doanya, selama ia tidak berdoa dengan suatu dosa atau memutuskan silaturahim.” (HR Ahmad)
Sebagai gantinya, Allah SWT melindunginya dari bahaya yang lebih besar. Dengan cara ini, doa tetap dijawab, meski tidak sesuai dengan yang diminta, namun sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT yang lebih baik bagi hamba-Nya.
3. Sebagai simpanan pada hari kiamat sebagai pahala di sisi-Nya
Karena berdoa merupakan salah satu ibadah, maka balasan atasnya tak selalu dikabulkan secara langsung, tetapi menjadi pahala untuknya karena telah melaksanakan ibadah yang dianjurkan oleh syariat.
Sebagai seorang hamba, keyakinan bahwa doa akan dikabulkan oleh Allah adalah suatu keharusan. Sedangkan bagaimana cara Allah mengabulkannya pastilah di sana ada kebaikan. Wallahu a’lam.