Kata sombong atau angkuh dalam bahasa Arab disebut dengan istilah “kibr” (كبر).
Al-Kibr (الكبر) sendiri dalam bahasa Arab secara etimologis bermakna “merasa diri lebih besar” atau “lebih tinggi” dibandingkan orang lain. Dalam konteks istilah, kibr mengacu pada sifat batin yang menjadikan seseorang merasa lebih unggul, lebih baik, atau lebih hebat dari orang lain, sehingga ia cenderung meremehkan dan merendahkan orang lain.
Sifat ini dilarang dan sangat tercela dalam Islam, lantaran menimbulkan banyak dampak negatif baik bagi individu itu sendiri maupun bagi orang lain. Sifat sombong bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam yang menekankan kesederhanaan, kesetaraan, dan kerendahan hati.
Dalam surah An-Nahl ayat 23, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
لَا جَرَمَ اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِيْ
“Tidak diragukan lagi bahwa Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka tampakkan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang sombong.”
Larangan untuk bersikap sombong juga tercantum dalam surah Luqman ayat 18,
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“Dan janganlah engkau memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.”
Sombong atau takabbur adalah masalah yang sangat serius. Sebab kesombongan inilah yang menyebabkan setan terusir dari surga dan kemudian dikutuk oleh Allah selamanya.
Penyebab angkuh/sombong
1. Merasa Lebih Baik dari Orang Lain
Seseorang merasa lebih baik dalam aspek-aspek tertentu seperti kekayaan, kedudukan, ilmu, atau keturunan.
Allah telah berfirman di dalam Al-Qur’an,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi mereka (yang direndahkan) lebih baik daripada mereka (yang merendahkan)…”(Q.S.Al-Hujurat:11)
2.Kurangnya Kesadaran Akan Keterbatasan Diri
Tidak menyadari bahwa segala sesuatu adalah pemberian Allah dan merasa bahwa pencapaian adalah hasil dari usaha pribadi semata.
3. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan yang mendukung dan memupuk kesombongan juga menjadi salah satu faktor penyebab. Imam Ghazali mengatakan dalam Ihya Ulumuddin bahwa lingkungan yang tidak mendidik sifat tawadhu’ (rendah hati) dapat menjadikan seseorang sombong.
4.Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan yang tidak diiringi dengan kebijaksanaan dan keimanan sering kali menjadi sumber kesombongan.
Seseorang yang merasa lebih pintar atau lebih berilmu cenderung merendahkan orang lain yang dianggap kurang berpengetahuan.
Imam Ghazali dalam “Ihya Ulumuddin” menyatakan bahwa ilmu yang tidak dibarengi dengan ketakwaan dapat menimbulkan kesombongan dan kehancuran.
5. Kekayaan dan Harta Benda
Kekayaan materi yang berlimpah sering kali membuat seseorang merasa lebih superior dibandingkan orang lain yang kurang berada. Ini mengarah pada sikap meremehkan dan memandang rendah mereka yang miskin.
Didalam Al-Qur’an surah Al-Hadid ayat 23, Allah berfirman,
لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“Supaya kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
6. Status Sosial dan Keturunan
Status sosial atau keturunan yang tinggi dapat menjadi sumber kibr, di mana seseorang merasa lebih mulia dan terhormat daripada orang lain yang dianggap lebih rendah.
Allah berfirman,
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Q.S.Luqman:18)
Bahaya dan Efek Negatif Sombong
Bahaya terhadap Individu
1. Terhalang dari Rahmat Allah
Didalam Al-Qur’an Alllah SWT berfirman pada Surah An-Nahl ayat 23,
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.”
2. Sulit Mencapai Kebahagiaan
Orang sombong sering kali hidup dalam tekanan untuk mempertahankan citra diri yang tinggi, yang akhirnya menghambat kebahagiaan sejati.
3. Kehilangan Teman dan Dukungan Sosial
Sikap sombong menyebabkan orang lain menjauh sehingga individu tersebut kehilangan dukungan sosial.
Bahaya terhadap Sosial
1. Merusak Keharmonisan Masyarakat
Kesombongan memicu perpecahan, konflik, dan ketidakadilan dalam masyarakat.
2. Menghambat Kerjasama
Orang sombong sulit bekerja sama dengan orang lain, yang pada akhirnya menghambat kemajuan bersama.
Lantas, bagaimana solusi agar kita terhindar dari sikap sombong? Berikut adalah cara-caranya:
-
- Meningkatkan kesadaran diri
- Membiasakan diri dengan ssikap tawadhu’ (rendah hati)
- Berkumpul dengan orang saleh
- Mengingat akhirat
Kesombongan adalah penyakit hati yang sangat berbahaya bagi individu maupun masyarakat. Dengan memahami pengertian, penyebab, dan bahayanya, serta menerapkan solusi yang berdasarkan pada Al-Qur’an, hadits, dan pandangan ulama, kita dapat berusaha untuk menjauhkan diri dari sifat ini. Dengan demikian, kita dapat menerapkan sikap tawadhu’ sebagaimana yang telah diteladankan oleh Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam dan dapat hidup dengan kedamaian serta ridha dari Allah subhanahu wa ta’ala. Aamiin.