Rasulullah ﷺ dalam perjalanannya menyebarkan agama Islam, pernah beberapa kali terlibat dalam perang. Meskipun agama Islam telah disampaikan secara damai, namun perang melawan kaum musyrikin tetap tak bisa dihindarkan.
Pada zaman Rasulullah, istilah perang terbagi menjadi dua, yaitu ghazwah dan sariyyah. Istilah ghazwah diartikan sebagai perang yang diikuti dan dipimpin langsung oleh Rasulullah ﷺ .Sedangkan sariyyah adalah perang yang tidak diikuti dan dipimpin langsung oleh Rasulullah.
Dari semua peperangan, daftar perang yang dipimpin Rasulullah ﷺ secara langsung dan terjadi kontak senjata hanya ada 9 kali.
Perang yang dipimpin oleh Nabi Muhammad yaitu: Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq, Perang Bani Quraizhah, Perang Bani Mustaliq, Perang Khaibar, Fathu Makkah, Perang Hunain, dan Perang Thaif.
1. Perang Badar
Badar merupakan nama suatu tempat yang terletak antara Makkah dan Madinah yang memiliki sumber mata air. Peperangan pertama yang dilakukan oleh kaum Muslimin terjadi di wilayah Badar yang pada akhirnya dikenal dengan istilah Perang Badar.
Perang ini terjadi pada 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah. Pasukan muslim yang berjumlah 313 orang bertempur menghadapi pasukan kafir Quraisy yang berjumlah 1300 orang.
Meskipun pasukan muslim kalah jumlah, namun atas izin Allah, Perang Badar dimenangkan oleh pasukan muslim. Allah mengutus seribu malaikat untuk turun membantu kaum muslim dalam medan pertempuran. Peristiwa ini dikisahkan dalam surah al-Anfal ayat 9:
اِذْ تَسْتَغِيْثُوْنَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ اَنِّيْ مُمِدُّكُمْ بِاَلْفٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُرْدِفِيْنَ
Artinya: “(Ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu Dia mengabulkan(-nya) bagimu (seraya berfirman), “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu berupa seribu malaikat yang datang berturut-turut.”
2. Perang Uhud
Perang Uhud adalah perang yang terjadi antara kaum muslimin menghadapi kaum kafir Quraisy. Dikutip dari buku Perang Uhud karya Muhammad Ridha, Perang Uhud berlangsung pada 15 Syawal 3 Hijriah atau 625 Masehi setelah sekitar satu tahun setelah Perang Badar.
Tentara Islam saat itu berjumlah 1000 orang namun dihasut oleh Abdullah bin Ubay bin Salul pimpinan kaum munafikin dari madinah sehingga kaum munafik saat itu mundur dari medan perang yang berjumlah 300 orang sehingga jumlah tentara kaum muslimin yang mengikuti Perang Uhud Fisabilillah yakni berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang.
Ketika kaum Quraisy dapat dipukul mundur, para pemanah Muslim lengah. Mereka meninggalkan posisi di bukit karena merasa perang telah usai dan bergegas mengumpulkan rampasan perang yang ditinggalkan musuh. Panglima perang kaum kafir Quraisy, yaitu Khalid bin Walid, yang saat itu belum bergabung dengan Islam, melihat pergerakan para pemanah. Khalid bin Walid segera memerintahkan pasukannya untuk menaiki bukit dan menyerang pasukan Muslim.
3. Perang Khandaq
Perag Khandaq atau juga sering disebut Perang Al-Ahzab terjadi ada bulan Syawal tahun 5 Hijriyah. Pertempuran ini dinamai Pertempuran Khandaq (Arab الخندق) karena parit yang digali oleh umat Islam dalam persiapan untuk pertempuran. Kalimat Khandaq kata adalah bentuk bahasa Arab dari bahasa Persia “kandak” (yang berarti “Itu yang telah digali”).
Para Yahudi menghasut kafir Quraisy Makkah agar bersekutu dengan mereka untuk memerangi kaum muslimin di Madinah. Karenanya, perang itu diikuti oleh gabungan kekuatan bala tentara yang mencakup 10.000, padahal pasukan umat Islam hanya mencapai 3.000 tentara.
Perang Khandaq mampu dimenangkan oleh pasukan kaum Muslimin, sebab kepemimpinan yang ditunjukkan Nabi Muhammad sebagai pemimpin militer yang tetap tenang dalam mengatasi perubahan situasi perang secara mendadak.
4. Perang Bani Quraidzah
Perang Bani Quraizhah, yang dikenal sebagai peperangan besar-besaran atas Bani Quraizhah,terjadi di bulan Dzulqa’dah pada tahun 5 Hijriyah. Saat Perang Ahzab terjadi, Bani Quraizhah ( yang merupakan penduduk Madinah ) seharusnya membela dan mempertahankan kota Madinah dari serangan pasukan Ahzab ( Koalisi Kafir Quraisy dari Mekkah ). Namun, tokoh penjahat Bani Nadhir (Huyai bin Akhtab, yang merupakan ayah Shafiyah Ummul Mukminin) datang ke Bani Quraizhah menemui Ka’ab bin Asad Al-Quraiszi untuk menghasutnya agar melanggar perjanjian yang telah disepakati dengan kaum muslimin dan menyerang Nabi Muhammad.
Perang ini adalah peristiwa dikepungnya benteng milik Bani Quraidhah dan dibunuhnya semua penghuninya, karena mereka telah berkhianat. Awalnya ketika Rasulullah ﷺ pulang dari perang Khandaq dan hendak meletakkan baju perangnya, tiba-tiba datang Malaikat Jibril yang membawa perintah Allah untuk meneruskan perang mengepung Benteng Yahudi Bani Quraidhah.
5. Perang Bani Mustaliq
Perang Bani Mutaliq terjadi pada bulan Sya’ban tahun 5 Hijriyah. Peperangan ini disulut oleh kabar yang sampai kepada Rasûlullâh bahwa Bani Musthaliq di bawah pimpinan Hârits bin Dhirar tengah menyusun rencana untuk menyerang Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Mendengar berita ini, Rasûlullâh ﷺ segera mengirim Buraidah bin al-Hashîb al-aslami untuk mengecek kebenaran berita ini. Buraidah z berangkat menjalankan misi penuh resiko ini. Sesampainya di daerah lawan, Buraidah Radhiyallahu anhu melakukan penyamaran dan menyelinap di tengah Bani Musthaliq. Sikap inilah yang mempermudahnya untuk mengetahui kebenaran berita rencana penyerangan itu. Setelah dirasa cukup, Buraidah Radhiyallahu anhu bergegas kembali Madinah lalu menyampaikan apa yang dia ketahui kepada Rasûlullâh ﷺ . berdasarkan informasi Buraidah Radhiyallahu anhu ini, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memobilisasi para shahabatnya untuk bergerak menuju Bani Musthaliq. Kala itu, jumlah pasukan Rasûlullâh ﷺ adalah 700 pasukan dan 30 pasukan berkuda.
6. Perang Khaibar
Perag Khaibar adlah perang ang trjadi antara pasukan muslimin d paskan Yahudi yang hidup di oasis Khaibar. Yahudi tak mempunyai cukup kekuatan untuk menggempur kaum Muslimin. Namun mereka cerdik. Mereka mampu menyatukan musuh-musuh Nabi Muhammad ﷺ dari berbagai kabilah yang sangat kuat.
Saat Khaibar berhasil ditalukkan oleh kaum uslimin, asukn Yahudipun menye dengan syara menbayar pajak dan menerahkan tanahnya kepada kaum muslimin. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan umat Islam, dan Nabi Muhammad ﷺ berhasil memperoleh harta, senjata dan dukungan kabilah setempat.
7. Fathu Makkah
Fathu Makkah adalah penaklukan Makkah yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ dan pasukan kaum muslimin. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 20 dan 21 Ramadan di tahun ke-8 Hijriah. Asal mula peristiwa Fathu Makkah adalah diawali dengan adanya pelanggaran Perjanjian Hudaibiyah yang isinya pernyataan jika ada penyerangan salah satu pihak, maka penyerangan harus dilakukan secara keseluruhan.
10 tahun gencatan senjata dirusak oleh Quraisy, dengan sekutunya Bani Bakr, menyerang Bani Khuza’ah yang merupakan sekutu Muslim. Nabi Muhammad memasuki Mesjid Al-Haram dengan dikelilingi kaum Muhajirin dan Anshar. Setelah thawaf mengelilingi Ka’bah, Nabi Muhammad mulai menghancurkan berhala dan membersihkan Ka’bah. Dan selesailah Pembukaan Makkah.
8. Perang Hunain
Perang Hunain ini terjadi ketika Rasululah ﷺ masih di Makkah saat membebaskannya di bulan Ramadhan 8 Hijriyah. Perang ini terjadi sekitar dua pekan setelah penaklukan Makkah atau empat pekan setelah Nabi meninggalkan Madinah.
Sebanyak 12 ribu orang pasukan Muslimin tidak berangkat dari Madinah, justeru bergerak dari Makkah pada 5 Syawal kemudian tiba di Hunain pada 10 Syawal 8 Hijriyah di sore hari. Lawan yang dihadapi pada perang Hunain ini adalah kaum Tsaqif dan Hawazin.
9. Perang Thaif
Perang Thaif terjadi sesaat setelah Perang Hunain pada bulan yang sama yaitu Syawal, dan ini merupakan kelanjutan dari perang Hunain. Kaum muslimin berhasil mengepung kota Thaif yang menjadi benteng terakhir suku Tsaqif.
Itulah daftar perang yang diikuti Nabi Muhammad ﷺ. Perang yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ adalah bukti dari perjuangan beliau bersama para sahabatnya dalam membela serta menyebarkan ajaran Islam.