Tak ada manusia di dunia ini yang terlahir sempurna tanpa memiliki kekurangan apapun. Setiap manusia terlahir dengan kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Bahkan kembar identik sekalipun tentu memiliki kelebihan dan kekurangan yang tak sama. Begitu pula dengan diri kita yang juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda dengan orang lain. Lalu, pantaskah kita hanya memandang kekurangan pada diri kita tanpa memperhatikan kelebihan yang kita miliki?
Banyak manusia yang merasa bahwa di dalam dirinya hanya ada kekurangan. Terlebih jika melihat prestasi yang dicapai orang lain, hal itu akan membuat dirinya merasa insecure. Padahal setiap diri sebenarnya mempunyai kelebihan yang dapat dikembangkan jika kita mau berdamai dengan diri sendiri.salah satu penyebab munculnya perasaan tidak cukup baik atau insecure adalah kecenderungan kita membandingkan diri dengan orang lain, terutama dalam hal pencapaian duniawi seperti karier, status sosial, atau bahkan hal-hal yang bersifat materi.
Namun, ketika memutuskan untuk berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan mulai fokus pda apa yang telah kita capai, kita akan menyadari bahwa betapa berartinya usaha yang telah kita lakukan. Kita akan lebih menghargai diri sendiri dan memahami bahwa setiap orang memiliki takdirnya masing-masing.
Bersyukur sebagai Kunci Ketenangan
Berdamai dengan diri merupakan salah satu bentuk rasa syukur atas nikmat Allah yang tak terhingga. Rasa syukur merupakan kunci untuk mendapatkan kedamaian hati. Dengan bersyukur atas apa yang kita miliki dapat menumbuhkan rasa lega dan puas. Sebaliknya, tidak bersyukur atas apa yang kita miliki hanya akan membuat hati kita gelisah dan selalu merasa kurang. Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk selalu melihat ke bawah dalam urusan dunia dan melihat ke atas dalam urusan akhirat.
Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap manusia pasti memiliki kelebihan begitu juga dengan kita. Sudah sepantasnya kita bersyukur atas kelebihan yang kita miliki tersebut, bukan justru menyalahkan segala kekurangan kita. Karena kelebihan tersebut merupakan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita sebagai modal untuk meraih kebaikan di dunia maupun di akhirat.
Maafkan Diri yang Tak Sempurna
Mengakui dan memaafkan kekurangan bukanlah suatu kegagalan melainkan bagian dari proses pengembangan diri. Tidak ada individu yang sempurna dan setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Saat kita menerima kekurangan pada diri dan berhenti menuntut kesempurnaan, kita memberi ruang untuk diri kita tumbuh dan belajar.
Jangan bandingkan diri dengan kelebihan orang lain. Mulailah untuk membandingkan dirimu sekarang dengan dirimu yang dulu. Begitu banyak cobaan yang telah dilewati, begitu banyak hal yang dikorbankan untuk sampai di titik ini. Namun, betapa tidak adilnya jika saat ini hanya fokus pada kekurangan diri tanpa melihat seberapa besar usaha kita untuk menjadi lebih baik.
Dunia Ladang untuk Akhirat
Agama Islam mengajarkan kita supaya memandang dunia sebagai ladang untuk kehidupan di akhirat, bukan sekedar ajang kompetisi dengan sesama. Setiap manusia memiliki takdir dan rezeki masing-masing yang sudah diatur oleh Allah SWT. Ketika kita memahami bahwa hidup adalah tentang bagaimana menjalani takdir dengan penuh keikhlasan, kita akan lebih merasa tenang.
Mengejar dunia tanpa melupakan akhirat merupakan kunci mencapai keseimbangan hidup. Ketika kita memenuhi kebutuhan spiritual dengan ibadah dan refleksi, kita akan mendapatkan ketenangan yang tidak bisa didapatkan melalui harta apapun di dunia. Pada akhirnya, ketenangan sejati datang ketika kita mampu menggabungkan usaha duniawi dengan pengabdian spiritual yang tulus.