Menjaga lisan adalah salah satu akhlak terpuji yang perlu dibiasakan. Sebagaimana lisan itu ibarat pisau bermata dua yang apabila kita salah dalam menggunakannya maka dapat melukai orang lain. Kata yang keluar dari lisan kita dapat mendatangkan manfaat apabila yang disampaikan adalah hal-hal yang baik, bisa juga mendatangkan mudharat apabila yang disampaikan merupakan sesuatu yang tidak baik dan menyinggung orang lain.
Dalam keseharinnya, manusia tak lepas dari interaksi dengan orang lain. Baik di rumah atau di lingkungan masyarakat, manusia pasti berinteraksi dengan sesama. Oleh karenanya, menjaga lisan agar tidak menyakiti hati orang lain sangatlah diperlukan. Jangan sampai karena kesalahan lisan kita dapat mengakibatkan renggangnya hubungan antarsesama.
Pesan untuk selalu menjaga lisan bahkan sudah disampaikan sejak zaman Nabi Muhammad `, dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah ` bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (H.R. Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)
Dalam hadits ini dijelaskan bahwa jika kita tidak bisa untuk berkata yang baik maka lebih baik untuk diam. Karena ketajaman lisan seseorang dapat sangat berpengaruh bagi dirinya dan orang disekitar. Pada zaman modern ini, kita sangat mudah untuk menebar kebaikan maupun keburukan hanya dengan bermodalkan jari jemari yang akan tersebar melalui internet dan media sosial. Perkataan yang tersebar di media sosial itu juga akan dipertanggungawaba di akhirat kelak.
Permusauhan yang terus bermunculan juga tak jarang bersebab oleh perkataan perkataan yang melukai perasaan orang lain. Perkataan yang baik mengandung keridhoan Allah didalamya. Seperti yang disabdakan Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, “Sungguh ada seorang hamba berbicara dengan satu kata yang mengundang keridhaan Allah, meskipun dia tidak terlalu memperhatikannya; namun dengan sebab satu kalimat itu Allah menaikkan beberapa derajatnya. Dan sungguh ada seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang mengundang kemurkaan Allah, sementara dia tidak memperhatikannya; dengan sebab satu kalimat itu dia terjungkal di dalam neraka Jahannam”. (H.R Bukhari 6478).
Padahal, menjaga lisan untuk tidak berkata yang buruk akan mendatangkan keutamaan. Berikut adalah keutamaan menjaga lisan.
1. Dijauhkan dari Kebinasaan
Rasulullah SAW bersabda, “Maukah kuberitahukan kepadamu kunci perkara dari itu semua?”
Rasulullah kemudian memegang lidahnya dan berkata, “Jagalah ini.”
Muadz bertanya, “Ya, Rasulullah, apakah kami dituntut karena apa-apa yang kami katakan?”
Rasulullah menjawab, “Semoga engkau selamat. Adakah yang menjerumuskan orang atas mukanya ke dalam neraka, melainkan buah ucapan lidah mereka” (HR Tirmidzi).
2. Mendapat Ridha Allah SWT
Di dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kalimat yang diridhai oleh Allah dan dia tidak menyangka akan sampai kepada apa (yang ditentukan oleh Allah), lalu Allah mencatat keridaan baginya pada hari dia berjumpa dengan Allah.” (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah, Al- Imam Malik dan Ahmad).
3. Dekat dengan Rasulullah
Dari Jabir RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan paling dekat kedudukannya denganku pada hari Kiamat, yaitu yang paling baik budi pekertinya di antara kalian. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh kedudukannya denganku pada hari kiamat, yaitu yang banyak bicara, suka mengobrol dan bermulut besar.”
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, kami telah tahu tentang orang yang banyak bicara dan suka mengobrol, kemudian apakah yang dimaksud dengan bermulut besar itu?”
Beliau menjawab, “Yaitu orang yang sombong,” (HR. Tirmidzi).
4. Diganjar Surga
Dari Sahl bin Sa’ad r.a., Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya; yakni mulut atau lidah, serta antara kedua kakinya; yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan surga untuknya.” (HR. Bukhari).
5. Memperoleh Kedudukan Tinggi sebagai Seorang Muslim
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Muslim yang paling utama adalah seorang muslim di mana orang-orang muslim (lainnya) selamat dari keburukan mulut dan tangannya.” (HR. Bukhari)
Demikian adalah pentingnya menjaga lisan kita agar tidak menyakiti hati sesama. Semoga kita senantiasa dijaga oleh Allah agar lisan kita bisa mendatangkan kemanfaatan yang sebesr besarnya untuk sesama. Aamiin.