Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan hari kelahiran Nabi SAW. Hal ini menjadi momentum bagi umat Islam untuk meresapi perjalanan hidup Rasulullah dan perjuangan dakwah beliau yang luar biasa hebatnya.
Dalam momen ini, sering kali acara digelar dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Mulai dari tabligh akbar hingga acara silaturahmi lainnya. Maka tak heran, orang-orang banyak mencari referensi pidato islami untuk digunakan sebagai bahan pada saat akan mengikuti kegiatan tersebut.
Berikut kami rangkum 3 contoh teks pidato singkat tentang Maulid Nabi Muhammad SAW.
1. Nabi Muhammad sebagai Suri Tauladan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi was shalaatu was salaamu alaa rasuulillahi wa alaa aalihi wa sahbihi wa man walaahu, amma ba’du.
Puji syukur kita haturkan ke hadirat Allah SWT, yang karena karunia-Nya kita dapat berkumpul dalam acara yang insyaAllah diberkahi oleh Allah SWT.
Sholawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada baginda Rasulullah SAW. Semoga Allah senantiasa mencurahkan sholawat kepada beliau, segenap keluarga beliau, para sahabat beliau dengan diiringi salam sebanyak-banyaknya hingga Hari Pembalasan.
Hadirin kaum muslimin Rahimakumullah,
Allah SWT Berfirman :
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab : 21).
Keteladaan yang ada pada diri Rasulullah dalah keteladanan yang amat baik. Tidak ada satupun sosok manusia yang dapat menggantikan bahkan menyamai kemuliaan dan keagungan akhlaq beliau. Tentu hal ini lah yang menjadi dasar bahwa Rasulullah Muhammad SAW adalah sosok jiwa yang bisa menjadi teladan ummat hingga akhir zaman.
Kebesaran jiwa, kemuliaan akhlak, ketinggian sifat-sifat Nabi Muhammad Allah puji dalam firman-Nya,
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيۡمٍ
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” ( QS. Al-Qolam : 4)
Ada banyak hal yang bisa kita teladani dari diri Rasulullah SAW, diantaranya adalah akhlak terpuji beliau.
Dalam sebuah hadits yang riwayatkan oleh ‘aisyah radhiyallahu ‘anha tentang akhlak Rasulullah SAW :
– سُئِلَتْ عائِشةُ عن خُلُقِ رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فقالَتْ: كان خُلُقُه القُرآنَ.
Artinya: ‘Aisyah ditanya tentang akhlak Rasulullah ﷺ lantas menjawab,”AKhlaknya adalah Al-Quran.”
(HR. Ahmad ).
Rasulullah SAW adalah suri teladan yang sempurna dalam segala aspek kehidupan. Beliau menunjukkan kepada kita bagaimana berperilaku dengan akhlak yang mulia, seperti sabar, jujur, dan peduli terhadap sesama. Dalam setiap langkah hidupnya, Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita tentang pentingnya kasih sayang dan kepedulian kepada orang lain.
Kesimpulannya bahwa Al-Quran adalah sumber dari akhlak mulia Nabi Muhammad SAW . Hadits ini menyisyaratkan agar beradab dengan adab al-Quran dan berakhlak dengan akhlak al-Quran, mengambil petunjuk dari al-Quran, melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala larang sesuai dengan petunjuk Alquran.
Momentum peringatan Maulid Nabi ini bisa dijadikan sebagai ajang untuk bersilaturahmi, Namun selain dari itu, kita juga bisa menjadikan Maulid Nabi ini sebagai ajang untuk bersyukur kepada Allah karena telah mengutus suri tauladan bagi kita semuanya.
Mari kita jadikan Maulid Nabi ini sebagai inspirasi untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas hidup kita. Semoga kita bisa mengikuti jejak langkah Rasulullah dalam setiap tindakan dan keputusan yang kita ambil.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
2. Mengisi Maulid Nabi dengan Hal Yang Positif
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Innalhamdalillaah nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa na’uudzu billahi min suruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa man yahdihillaahu falaa mudhilla lah, wa man yudhlilhu falaa haadiya lah. Asyhadu allaa ilaaha illallah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu wa rosuuluh. Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kita kesehatan dan kesempatan untuk berkumpul dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Semoga sholawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkan saya menyampaikan pidato tentang Maulid Nabi Muhammad SAW.
Maulid Nabi merupakan tradisi memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal setiap tahunnya. Peringatan ini merupakan bentuk penghormatan dan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW, sebagai sosok yang telah menuntut kita kepada ajaran agama Islam yang benar dan mulia.
Rasulullah SAW adalah utusan Allah SWT yang terakhir, yang diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Beliau adalah sosok yang sempurna dalam segala hal, baik akhlak, moral, maupun kepemimpinan.
Seperti dalil Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 107:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Selain itu, juga terdapat hadis riwayat Bukhari dan Muslim:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ ذَكَرَنِي عِنْدَ غَائِبٍ، ذَكَرْتُهُ عِنْدَ خَيْرٍ مِنْهُ
Artinya: “Dari Abdullah bin Umar, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang menyebut namaku di hadapan orang lain, maka aku akan menyebut namanya di hadapan orang yang lebih baik darinya.”
Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sangat senang jika umatnya mengingatnya. Dengan mengingat Rasulullah SAW, kita akan mendapatkan syafaat beliau di akhirat kelak.
Adapun dalam memperingati Maulid Nabi, kita dapat melakukan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa cinta kita kepada Rasulullah SAW, seperti membaca Al-Qur’an dan hadis, mendengarkan ceramah tentang Rasulullah SAW, mengikuti pengajian atau majelis ilmu, membaca syair-syair Maulid, dan melaksanakan doa dan zikir.
Marilah kita isi peringatan Maulid Nabi ini dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, agar kita dapat lebih mengenal dan mencintai Rasulullah SAW.
Demikianlah pidato singkat saya tentang Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
3. Rasulullah dalam Hati Kita
Assalamu’alikum warahmallahi wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin wash shalatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya-i wal mursalin, sayyidina wa nabiyyina muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, amma ba’du.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam, atas berkat rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul diteat yang berbaookah ini dalam keadaan sehat wal ‘afiat. Shalawat dan salam atas nabi dan rasul yang paling mulia, tuan kita dan nabi kita Muhammad SAW dan atas keluarganya serta para sahabatnya seluruhnya.
Kepada semua jamaah sekalian,
Allah SWT telah menjanjikan dua hal tentang nikmat, yaitu bersyukur dan ingkar. Janji pertama, bagi kita yang bersyukur atas nikmat-Nya, Allah akan menambahkan nikmat dan melipatgandakan untuk hamba-Nya. Janji kedua, Allah akan memberikan musibah sekaligus mengurangi nikmat yang telah diterima bagi hamba-Nya yang tidak mau bersyukur.
Oleh karena itu, marilah kita semua mensyukuri nikmat-Nya dengan mengucapkan hamdallah dan menuntut ilmu dengan niat yang lurus. Selain itu, marilah kita gunakan waktu yang kita miliki untuk mengamalkan perbuatan-perbuatan amal shalih.
Sholawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang kelahirannya sedang kita peringati saat ini. Dalam memperingati Maulid Nabi, mari kita meneladani sikap dan sifat beliau yang mulia. Ada banyak kisah yang kita dengar tentang Rasulullah SAW, namun kali ini kita akan membuat satu cerita yang sederhana tetapi sangat mendalam.
Suatu hari, Rasulullah SAW sedang mengadakan pertemuan majelis di Masjid Nabawi. Saat itu, Masjid Nabawi masih beralaskan pasir, tanpa ubin dan sajadah. Para manusia terbaik itu berkumpul di dalam masjid tersebut untuk meraih ilmu dari teladan terbaik.
Di saat yang sama, seorang lelaki badui yang berasal dari desa masuk ke dalam masjid, bukan untuk mengikuti majelis ilmu apalagi ibadah. Orang tersebut berjalan ke pojok ruangan masjid, menengok ke kanan dan kiri lalu jongkok untuk buang air. Ya, dia buang air di dalam masjid.
Ketika Anda mengetahui hal itu, wajar saja Anda marah. Begitu pula yang dirasakan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW yang kemudian bergejolak dan marah. Mereka mendatangi orang itu dan siap meledakkan amarahnya.
Mengetahui suasana diselimuti amarah, Rasulullah SAW memanggil para sahabat dan menenangkan mereka semua yang sudah siap melakukan ketegasan. Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk tidak mengganggu hajat orang tersebut dan menyelesaikan hajatnya.
Nabi Muhammad SAW memanggil orang itu dengan nada yang ramah. Orang badui yang mengetahui bahwa di sekitarnya sudah dipenuhi dengan hawa amarah, berjalan menuju Rasulullah SAW. Ia menilai hanya Nabi Muhammad SAW satu-satunya orang yang tidak menampakkan wajah marah.
Beliau kemudian menasihati orang badui tersebut agar tidak melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya. Beliau menjelaskan bahwa masjid dibangun untuk sholat dan membaca Al-Qur’an, bukan untuk buang hajat. Orang itu paham lalu pergi meninggalkan masjid.
Tak lama berselang, tiba waktu sholat dan Nabi Muhammad SAW menjadi imam. Tanpa disangka, lelaki badui tadi ikut bergabung sholat berjamaah. Ia masuk ke tengah-tengah barisan jemaah. Saat masuk ke gerakan i’tidal, lelaki badui ini kembali membuat geger.
Ia menambahkan doa i’tidal sesuai dengan versinya sendiri dan diteriakkan keras-keras. Padahal harusnya doa tersebut dibaca di dalam hati. “Ya Tuhan kami, bagi-Mu lah segala puji. Sayangilah aku dan Muhammad dan jangan Engkau sayangi orang-orang selain kami berdua,” begitu doa yang diucapkan.
Lihatlah doa orang ini. Secara rukun sholat memang salah. Tapi jika kita lihat dari sudut pandang lain, orang ini telah memasukkan Nabi Muhammad SAW ke dalam hatinya. Bahkan ia telah menjadikan Rasulullah sebagai orang yang paling penting bagi hidupnya, di samping dirinya sendiri. Bagaimana bisa?
Pertemuan beberapa menit tadi telah mengisi hatinya dengan Nabi Muhammad SAW. Apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah? Sederhana. Menahan amarah, berkata yang lembut, dan memberikan nasihat dari yang tulus dan terdalam.
Mari kita berkaca pada hidup kita. Apakah tutur kata, sikap, dan sifat bisa meninggalkan kesan yang positif dan mendalam untuk lingkungan sekitar kita? Jangan-jangan selama ini kita memberikan kesan negatif di hati banyak orang.
Jangan-jangan, selama ini kita sibuk memoles diri agar terlihat sebaik dan semulia mungkin. Jangan-jangan selama ini tutur kita melangit dan terlihat cerdas namun tidak berhasil membuat orang lain nyaman dengan keberadaan kita.
Jangan-jangan selama ini kita memiliki waktu kebersamaan yang banyak dengan orang di sekitar, namun kita lebih banyak meninggalkan jejak keburukan dalam hidup mereka.
Dengan menjadikan Rasulullah SAW sebagai tolak ukur kita dalam menjalani hidup, Insya Allah kita akan mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT. Mari kita jadikan momen peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai titik perbaikan akhlak kita kepada Allah, makhluk-Nya, dan lingkungan sekitar kita.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Itu tadi adalah 3 contoh pidato tentang Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga artikel ini dapat membantu para pembaca sekalian.