Mukjizat adalah keadaan yang luar biasa, sampai tidak dapat dijangkau dengan akal sehat atau nalar. Mukjizat adalah sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang yang terpilih. Para nabi menjadi orang orang terpilih yang diberi mukjizat oleh Allah SWT.
Sedari dulu kita mengenal mukjizat yang di berikan kepada para nabi. Seperti mukjizat yang diberikan pada Nabi Musa ‘alaihissalam yakni tongkat yang dapat membelah lautan. Semisal pula Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang tak mempan terbakar api. Atau Nabi Isa ‘alaihissalam yang dapat menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal.
Yang mana mukjizat dari nabi nabi tersebut tidaklah turun sampai kepada ummatnya. Namun, ada satu mukjizat yang diberkan kepada Nabi namun diwariskan sampai kepada ummatnya. Yakni tak lain dan tak bukan adalah Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad yang melebihi mukjizat yang pernah ada.
Disamping mukjizat-mukjizat yang lain, Al-Qur’an adalah mukjizat yang akan abadi hingga hari akhir. Mukjizat Al Qur’an terletak pada janji Allah swt yang menjamin dengan diri-Nya sendiri akan pemeliharaan dan penjagaan-Nya.
Hal ini sesuai yang termaktub dalam firman Allah di surat Al-Hijr ayat 9:
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ
Artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.”
Selain penjagaannya yang dijamin oleh Allah swt, nilai mukjizat itu juga terletak pada fashahah dan balaghahnya, keindahan susunan dan gaya bahasanya, serta isinya yang tiada tara bandingannya. Mustahil manusia dapat membuat susunan yang serupa dengan Al Qur’an. Allah sendiri telah memastikan melalui kitab-Nya terhadap orang-orang atau jin yang berupaya menandingi firman-Nya dengan mengatakan: Kendati pun berkumpul jin dan manusia untuk membuat yang serupa dengan Al Qur’an, mereka tidak akan dapat membuatnya.
Hal ini sesuai dengan firman-Nya:
قُلْ لَّىِٕنِ اجْتَمَعَتِ الْاِنْسُ وَالْجِنُّ عَلٰٓى اَنْ يَّأْتُوْا بِمِثْلِ هٰذَا الْقُرْاٰنِ لَا يَأْتُوْنَ بِمِثْلِهٖ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيْرًا
Artinya: “Katakanlah, “Sungguh, jika manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang serupa dengan Al-Qur’an ini, mereka tidak akan dapat mendatangkan yang serupa dengannya, sekalipun mereka membantu satu sama lainnya.” (QS.Al-Isra’ :88)
Berikut adalah alasan mengapa Al-Qur’an disebut sebagai mukizat terbesar:
1. Kitab yang Abadi
Al-Qur’an adalah kitab yang tidak pernah berubah dan tetap abadi sepanjang masa. Meski Rasulullah wafat, Al-Qur’an tetap ada dan isinya tidak pernah berubah. Kitab Al-Qur’an merupakan satu satunya mukjizat dari nab yang diwariskan hingga kepada ummatnya. Inilah yang membuat Al-Qur’an berbeda dengan mukjizat nabi-nabi lain. Misalnya bahtera Nabi Nuh yang hanya terbatas di masa itu. Atau semisal tongkat Nabi Musa yang hanya teratas pada masa iu saja.
2. Dijaga oleh Allah
Selain abadi, keaslian Al-Qur’an dijaga langsung oleh Allah SWT, sehingga tidak mungkin berubah. Ketika ada pihak yang mengubah, tentu hal ini akan dengan mudah diketahui. Al-Qur’an dijaga melalui orang orang yang hafal akan ayat Al-Qur’an. Hanya kitab inilah yang dapat dihafal dengan baik oleh manusia.
3. Bahasa Sastra Tertinggi
Dikutip dari buku Menyelami Keagungan Al-Qur’an Melalui Tulisan (2022) oleh Moh. Wahyu Syafi’ul Mubarok, Al-Qur’an memiliki bahasa sastra dengan tingkatan tertinggi dibandingkan sastra manapun.
Sastra Arab dikenal sebagai sastra paling bermutu dan tersulit di dunia. Namun setelah Al-Qur’an turun, para penyair Arab dibuat tercengang karena bahasanya lebih dahsyat dan belum pernah ada di masa sebelumnya.
Bahkan, dalam QS. Al-Isra’ ayat 88, Allah menantang setiap makhluk untuk membuat ayat yang serupa dengan Al-Qur’an. Ini menunjukkan mukjizat atas supremasi ayat-ayat Al-Qur’an dibandingkan karya sastra lainnya.
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Artinya: “Katakanlah, Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.”
4. Kitab yang Mulia
Al-Qur’an adalah kalamullah yang mana merupakan firman dari Allah Yang Maha Mulia. Lalu turun di malam yang mulia dan diturunkan kepada manusia yang paling mulia yakni Nabi Muhammad SAW. Sehingga kita yang dekat dengan Al-Qur’an adalah termasuk dalam frekuensi kemuliaan. InsyaAllah.
Al-Qur’an merupakan mukjizat nabi Muhammad SAW yang diwariskan kepada ummatnya. Jadi, sungguh rugi jika kita tidak ada keinginan untuk dekat dengan mukizat Sayyidul Anbiya Muhammad SAW. Karena mukjizat itu sendiri akan menghadirkan keajaiban-keajaiban untuk kehidupan manusia baik di dunia maupun akhirat.