Bercanda merupakan salah satu bentuk komunkasi sosial sehari hari yang digunakan oleh manusia untuk mencairkan suasana atau sekadar mengakrabkan diri. Tidaklah diragukan bahwa bercanda dapat membuat rasa senang, gembira, dan bahagia untuk mengusir rasa lelah dan bosan.
Rasulullah dan para sahabat juga pernah bercanda. Namun, candaan yang dilakukan adalah candaan yang tidak melampaui batas. Bercanda memang bisa menjadi hiburan dan obat mujarab untuk menghilangkan tekanan. Namun, di masa sekarang ini, tak jarang bercanda yang dilakukan sampai melewati batas, bahkan bisa berdampak menyakiti sesama.
Islam adalah agama pertengahan (wasath), yang mengatur segala kegiatan mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Bahkan, dalam urusan kecil seperti bercanda dan tertawa pun ada aturan dan adabnya. Dalam Islam, bercanda atau tertawa merupakan hal yang diperbolehkan sebagaimana Rasulullah SAW yang juga melakukannya. Dalam beberapa riwayat hadits, disebutkan bahwa Rasulullah beberapa kali bercanda dengan istri, keluarga, dan para sahabatnya.
Allah ta’ala berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً (الأحزاب : 21)
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah ta’ala”. (QS.Al-Ahzab:21)
Sebagai sosok teladan penyempurna akhlak dan perbuatan manusia, Rasulullah telah memberikan teladan ketika bersenda gurau. Ada beberapa adab yang perlu diperhatikan agar candaan ini bisa menuai pahala dan keberkahan.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah sosok terbaik dalam menerapkan perintah dan tuntunan Allah Ta’ala. Sekalipun beliau pernah bercanda, namun canda bukanlah kebiasaan rutinnya.
Rasulullah SAW pernah bercanda dengan Umar ibn Khattab radiallahuanhu:
Suatu ketika Rasulullah menerima tamu beberapa perempuan Quraisy yang menanyakan masalah. Suara mereka riuh dan ramai. Namun, saat Umar bin Khattab masuk, mereka terdiam semua.
Bersabda Nabi SAW kepada Umar, “Aku heran, ketika perempuan-perempuan itu mendengar suaramu, mereka cepat-cepat membetulkan letak kerudung mereka.”Mendengar itu, Umar selanjutnya mendekati para wanita Quraisy. “Mengapa kalian lebih takut padaku daripada Rasulullah?” Mereka menjawab bahwa Umar bersifat keras.
Rasulullah menimpali ucapan perempuan itu dengan pernyataan yang terdengar sedikit bergurau, “Wahai Ibnu Khattab, demi Allah! Apabila setan berjumpa denganmu di jalan yang kaulalui, ia akan menjauh, melewati jalan yang lain.”
Adab Bercanda dalam Islam
Adab bercanda dalam Islam telah dijelaskan dalam hadis Rasulullah. Berikut ini beberapa adabnya sebagaimana yang dikutip dari buku Tuntunan Adab-Adab Sunnah Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam untuk Kehidupan Sehari-Hari:
1. Jangan Menyembunyikan Barang Orang Lain
Rasulullah SAW bersabda, “Jangan sekali-kali salah seorang dari kalian mengambil barang milik saudaranya, baik untuk bercanda atau sungguhan.” (HR Abu Dawud: 5033)
2. Jangan Menakut-nakuti
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
“Tidak halal bagi seorang muslim membuat takut muslim yang lain.” (HR Abu Dawud: 5004)
3. Jangan Berbohong
Bohong merupakan perbuatan tercela. Rasulullah SAW pernah bersabda tentang larangan melontarkan kalimat bohong saat bercanda.
Diriwayatkan Abu Dawud. Rasulullah SAW bersabda:
“Celakalah seseorang yang berbicara dusta untuk membuat orang lain tertawa, celakalah ia, celakalah ia.” (HR Abu Dawud: 4490)
Hindari berbohong ataupun menghina orang lain ketika sedang bercanda. Hal ini sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya aku juga bercanda, namun aku tidak mengatakan kecuali yang benar.” (HR Thabrani dalam Al-Kabir: 13443)
4. Jangan Berkata-kata Buruk
Ketika berbicara, umat muslim hendaknya mengucapkan perkataan yang baik. Hindari berkata buruk, bahkan jika itu hanya sebuah gurauan.Bagaimanapun juga candaan merupakan cara berkomunikasi antara sesama. Sudah sepatutnya dijaga agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Dalam Al-Qur’an Surat Al Isra ayat 53, Allah berfirman:
وَقُلْ لِّعِبَادِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِيْنًا
Artinya: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengatakan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”
5. Jangan Berlebihan dan Berbuat Olok-olok
Ketika sedang bercanda, tak jarang ada orang yang melebih-lebihkan candaannya hingga melampaui batas. Ketika seseorang mengutarakan candaan yang menjatuhkan martabat orang lain, menggunjingkan orang lain, dan merusak kewibawaan orang lain, maka itu sama saja dia menjatuhkan kehormatannya sendiri.