وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِ
"Barangsiapa yang berusaha menjaga diri, maka Allah menjaganya, barangsiapa yang berusaha merasa cukup, maka Allah mencukupinya. Barangsiapa yang berusaha bersabar, maka Allah akan menjadikannya bisa bersabar dan tidak ada seorang pun yang dianugerahi sesuatu yang melebihi kesabaran." (HR Bukhari)
Sabar adalah tindakan menahan diri dari hal-hal yang ingin dilakukan, menahan diri dari emosi, dan bertahan serta tidak mengeluh pada saat sulit atau sedang mengalami musibah. Semakin sabar seorang hamba maka akan semakin kuat dalam melewati setiap cobaan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa tidak ada anugerah apapun yang melebihi kesabaran. Untuk memiliki sifat sabar, seseorang harus berhati lapang. Sabar bukanlah sesuatu yang diberikan Allah tanpa syarat, namun syarat untuk mendapatkan kesabaran juga bukan hanya dapat dilakukan orang tertentu. Semua orang bisa bersabar asalkan dia mau berusaha untuk bersabar. Hal ini berdasarkan hadits yang telah disebutkan.
Macam-Macam Sabar
Menurut Syekh Ibnu Abid Dunya (208-281 H) dalam karyanya as-Shabru wa Tsawâb ‘alaihi, ada tiga tingkat kesabaran. Pertama, sabar atas musibah. Kedua, sabar dalam menjalani ketaatan. Ketiga, sabar atau menahan diri dari laku kemaksiatan.
1. Sabar atas Musibah
Setiap orang pasti tidak menginginkan suatu musibah menimpa dirinya. Namun, Allah SWT sengaja menurunkan musibah untuk menguji keimanan dan kesabaran kita. Dalam setiap musibah yang kita alami pasti akan ada hikmah yang bisa kita petik. Hal ini merujuk kepada firman Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah [2]: 155.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
"Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar," (Q.S Al-Baqarah [2]: 155)
2. Sabar dalam Menjalani Ketaatan
Tujuan hidup manusia tidak lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Hal ini dinyatakan secara jelas dalam Q.S Az-Zariyat [51]: 56,
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (Q.S Al-Baqarah [2]: 56) Begitu banyak godaan dan tantangan dalam menjalani ketaatan kepada Allah SWT. Oleh sebab itulah tak akan ada ketaatan tanpa kesabaran. Hal ini bahkan ditegaskan oleh Allah SWT dalam Q.S Ali Imron [3]: 200.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱصْبِرُوا۟ وَصَابِرُوا۟ وَرَابِطُوا۟ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung." (Q.S Ali Imron [3]: 200)
3. Sabar (manahan diri) dari Kemaksiatan
Menghindari maksiat bukan suatu hal yang mudah, butuh kesabaran, terlebih bagi yang sudah terjerumus ke dalamnya, membutuhkan proses yang panjang untuk sembuh dari maksiat tersebut. Kebanyakan manusia bisa bersabar dan menghindar dari suatu maksiat ketika sedang dalam keadaan ramai, namun belum tentu bisa sabar dan menjaga dari maksiat ketika sendiri dan sedang sepi. Ini menunjukkan bahwa menghindari maksiat sangat dibutuhkan suatu sikap kesabaran.
Sebagai seorang mukmin tentu kita harus bersandar kepada Allah SWT dalam hal apapun. Tentu saja dengan shalat serta sabar sebagai penolong kita. Meski berat, tapi yakinlah akan ada kemudahan dari-Nya.
Mempertahankan keimanan jauh lebih penting dari pada keimanan itu sendiri. Segala bentuk kesusahan dan derita yang dirasakan seorang manusia adalah ujian keimanan dari Allah. Karena sesungguhnya iman yang hakiki yaitu iman yang tak lekang waktu, tempat dan kondisi, suka ataupun duka, lapang atau sempit.